Selasa, 17 Desember 2013
Sintesis Aspirin
I. Tujuan :
Mengetahui cara mensintesis aspirin dan menentukan berat aspirin yang dihasilkan.
II. Dasar Teori :
Reaksi acetylasi merupakan suatu reaksi memasukkan gugus acetil ke dalam suatu substrat yang sesuai. Gugus acetyl adalah R-C-OO (dimana R = alkil atau aril). Aspirin disebut juga asam asetil salisilat atau acetyl salicylic acid, dapat dibuat dengan mereaksikan senyawa phenol (dalam bentuk asam salisilat) dengan acetat anhidrat menggunakan asam sulfat sebagai katalisator. Persamaan reaksinya:
Pada pembuatan aspirin, asam salisilat (o-hydroxy benzoic acid) berfungsi sebagai alkohol dan reaksinya berlangsung pada gugus hidroksi. Aspirin (asam asetil salisilat) bersifat analgesik yang efektif sebagai penawar nyeri. Selain itu, aspirin juga merupakan zat anti-inflamasi untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi sebagai obat penurun demam. Biasanya aspirin dijual sebagai garam natriumnya, yaitu natrium asetil salisilat.
Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, aspirin jugamerupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan lukayang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk mengurangi demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin diproduksi di Amerika Serikat, sehingga rata-rata penggunaanaspirin mencapai 300 tablet untuk setiap pria, wanita serta anak-anak setiap tahunnya. Penggunaan aspirinsecara berulang-ulang dapat mengakibatkan pendarahan pada lambung dan pada dosis yang cukup besar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung, diare, pusing dan bahkan berhalusinasi. Dosisrata-rata adalah 0,3 - 1 gram, dosis yang mencapai 10-30 gram dapat mengakibatkan kematian.
III. Alat dan Bahan :
Alat yang digunakan adalah pipet tetes, neraca analitik, gelas ukur, erlenmeyer, gelas becker, batang pengaduk, penangas air, dan thermometer.
Bahan yang digunakan adalah asam salisilat, H2SO4 pekat, kertas saring, asam asetat pekat, dan aquadest.
IV. Cara Kerja :
Disiapkan Erlenmeyer, lalu diisi dengan 2,5 gram asam salisilat, 5 ml asam asetat, dan 3 tetes H2SO4 pekat, kemudian digoyangkan hingga tercampur. Dipanaskan campuran tersebut dengan suhu 50-60°C selama 15 menit. Dididingkan lalu ditambah 37,5 ml aquadest. Setelah itu, diaduk dan disaring. Endapan yang terbentuk ditimbang.
V. Hasil Pengamatan
• Massa kertas saring = 0,447 gram
• Massa kertas saring + endapan = 3,79 gram
• Massa endapan (kristal aspirin) = 3,343 gram
VI. Pembahasan :
Aspirin merupakan salah satu bentuk aromatik asetat yang paling dikenal dapat disintesa dengan reaksi esterifikasi gugus hidroksi fenolat dari asam salisilat dengan menggunakan asam asetat. Sintesa asam asetil salisilat berdasarkan reaksi asetilasi antara asam salisilat dengan anhidrida asetat dengan menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalisator.
Asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai katalisator ditambahkan pada larutan campuran asam salisilat dengan asam asetat. Dengan kata lain, asam sulfat berfungsi untuk mempercepat terjadinya sintesa dengan cara menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi berjalan lebih cepat dan energi yang diperlukan semakin sedikit.
Larutan asam salisilat yang telah tercampur sempurna kemudian dipanaskan. Pemanasan ini dilakukan dengan tujuan menghilangkan zat-zat pengotor yang ada pada larutan sehingga menghasilkan aspirin dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Bukan hanya itu, pemanasan ini juga bertujuan mempercepat kelarutan asam salisilat, dimana hal ini akan mempengaruhi laju reaksi yang semakin cepat karena mempercepat gerak kinetik dari molekul-molekul larutan tersebut. Kemudian setelah pemanasan, larutan yang ada pada erlenmeyer didinginkan pada suhu kamar selama beberapa menit. Lalu disiapkan beaker yang berisi air es/air dingin dan dimasukkan erlenmeyer yang berisi larutan tadi ke dalam beaker tersebut. Dibiarkan hingga larutannya membeku. Untuk mempercepat pembentukan kristal aspirin, dilakukan penggoresan dengan batang pengaduk pada dinding erlenmeyer. Pada saat kristal apirin terbentuk, dilakukan penembahan 37,5 ml aquades. Hal ini dilakukan agar reaksi pembentukan berjalan sempurna dan untuk menghidrolisis kelebihan asam pada kristal aspirin.
Setelah itu, dilakukan penyaringan dengan kertas saring yang telah ditimbang sebelumnya. Penyaringan ini dilakukan untuk mendapatkan kristal aspirin yang terdapat dalam larutan. Kemudian kristal aspirin yang ada pada kertas saring dikeringkan, setelah kering maka ditimbang di timbangan analitik. Massa kristal aspirin yang didapat sebesar 3,343 gram.
Pada praktikum sintesa aspirin terjadi suatu reaksi yang dinamakan reaksi asetilasi. Pada reaksi ini terjadi pemutusan gugus hidroksi pada asam-asam salisilat akan terlepas oleh gugus COCH3, sehingga akan menghasilkan aspirin dan asam asetat.
VII. Kesimpulan :
1. Berat kristal aspirin yang diperoleh dari hasil praktikum sebesar 3,343 gram.
VIII. Daftar Pustaka
Fessenden, Ralph J. dan Joan S. Fessenden. 1990. Organic Chemistry, 4th ed. Brooks/Cole Publishing Co. : Amerika.
Diakses dari http://www.scribd.com/doc/111364674/Laporan-Praktikum-Kimia-Organik-Aspirin
Senin, 09 Desember 2013
Senin, 02 Desember 2013
Laporan Asam Karboksilat dan Esterifikasi
Asam Karbonat & Garamnya, Esterifikasi
I. Tujuan : › dapat menentukan senyawa asam karboksilat beserta garamnya › mengetahui pembuatan esterifikasi dan saponifikasi
II. Dasar Teori
Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Reaksi ini juga sering disebut esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu senyawa yang mengandung gugus -COOR dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi esterifikasi berkatalis asam. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik (reversible).
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam pembentukan ester. Untuk alasan sterik, urutan reaktivitas alkohol untuk reaksi esterifikasi adalah metanol > alkohol 1º > alkohol 2º > alkohol 3º.
Ester dapat dibuat oleh suatu reaksi keseimbangan antara suatu alkohol dan suatu asam karbon. Ester dinamai menurut kelompok alkil dari alkohol dan kemudian alkanoat (bagian dari asam karbon). Sebagai contoh, reaksi antara metanol dan asam butir menghasilkan ester metil butir C3H7-COO-CH3 seperti halnya air. Yang paling sederhana adalah H-COO-CH3,metil metanoat. Karena ester dari asam yang lebih tinggi, alkana menyebut dengan - oat pada akhiran. Secara umum Ester dari asam berbau harum meliputi benzoat seperti metil benzoat (Anonim, 1995). Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol (Fessenden, 1982).
II. Cara Kerja :
A. Asam Karboksilat dan garamnya
1. Tabung reaksi disiapkan, dimasukan 2 ml aquadest dan 10 tetes CH3COOH. Dicium dan dicatat bau larutan serta diuji dengan menggunakan kertas lakmus. Ditambah dengan 1 ml NaOH 2M, dikocok dan diamati baud an diuji dengan menggunakan kertas lakmus. Dibandingkan hasilnya dengan yang diatas. Disiapkan tabung reaksi, diisi dengan 3ml HCl hingga asam, diamati baunya.
2. Ditimbang 0.1 gram asam benzoat. Dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambah 2 ml aquadest diamati baud an kelarutanya. Kemudian ditambahkan NaOH 2M, digoyangkan dan diamati. Lalu ditambah lagi dengan HCl sampai asam diamati baunya.
B. Esterifikasi
3 tabung reaksi disiapkan, masing-masing tabung reaksi diberi lebel (A, B, C). Pada tabung reaksi A diisi dengan 10 tetes asam asetat dan 10 tetes etanol. Tabung reaksi B diisi dengan 10 tetes asam asetat dan 10 tetes butanol. Tabung reaksi C diisi dengan 10 tetes asam salisilat dan 10 tetes methanol. Kemudian masing-masing keiga tabung reaksi tersebut ditetesi dengan H2SO4 pekat 5 tetes, dikocok. Dipanaskan dalam penangas 600C selama 15 menit. Didinginkan lalu ditambah dengan 2 ml aquadest. Dipipet beberapa tetes lapisan atas lalu dimasukan ke arloji dan dicatat baunya.
III. Hasil Pengamatan
A. Asam Karboksilat & Garamnya
Perlakuan Keterangan
Aquadest + CH3COOH Asam ( karena tidak merubah kertas lakmus merah) dan berbau cuka
+ 1 ml NaOH Basa ( karena lakmus merah berubah menjadi biru), tidak berbau, dan larut
+ 12 tetes HCl Asam ( tidak merubah warna lakmus merah), berbau cuka, dan larut.
1.
2.
Perlakuan Keterangan
Asam benzoat + air Tidak berbau dan tidak larut
+ 1 ml NaOH Tidak berbau dan larut
+ 28 tetes HCl Asam (karena tidak merubah kertas lakmus merah), panas, terdapat endapan putih ( tidak hilang jika dikocok), dan tidak berbau.
B. Esterifikasi
Bahan Bau Kelarutan
Asam asetat + etanol Berbau teh Larut, bening
Asam asetat + butanol Berbau spidol / karet Larut , bening
Asam salisilat + metanol Berbau mint Larut, keruh
C. Saponifikasi
Setelah dipanaskan : berbau mint / balsam
Setelah ditambah 5 ml HCl : larutanya berbuih
Bersifat asam : karena tidak merubah warna lakmus merah
IV. Pembahasan
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H¬+. Asam belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Pada skala industri, etil asetat di produksi dari reaksi esterifikasi antara asam asetat (CH3COOH) dan etanol (C2H5OH) dengan bantuan katalis berupa asam sulfat (H2SO4).
Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol danasam karboksilat. Reaksi hidrolisis tersebut merupakan kebalikan daripengesteran. Disini senyawa karbon mengikat gugus fungsi –COOR adalah alkilalkanoat . Ester diturunkan dari alkohol dan asam karboksilat. Untuk ester turunan dari asam karboksilat paling sederhana, nama-nama tradisional digunakan, sepertiformate, asetat,dan propionate.
Pada saponifikasi penambahan HCl berfungsi untuk mengetahui banyaknya NaOH yang tersisa dalam proses saponifikasi tersebut. Disamping itu penambahan HCl juga untuk memberikan suasana asam, karena hasil mula-mula dari reaksi saponifikasi adalah berupa karboksilat,dengan adanya penambahan HCl ini karboksilat diubah menjadi asam karboksilat. Setelah penambahan HCl dilanjutkan dengan menitrasi campuran larutan tersebut dengan NaOH untuk mengetahui banyaknya HCl yang masih tersisa, sehingga dengan diketahuinya HCl sisa juga bisa diketahui banyaknya NaOH yang tersisa dalam reaksi saponifikasi tersebut.
V. Kesimpulan
1. Ester dibuat dengan cara mereaksikan asam karboksilat dan alkohol dengan bantuan katalis
2. pada proses saponifikasi, karboksilat di ubah menjadi asam karboksilat dengan menggunakan HCl
Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol danasam karboksilat. Reaksi hidrolisis tersebut merupakan kebalikan daripengesteran. Disini senyawa karbon mengikat gugus fungsi –COOR adalah alkilalkanoat . Ester diturunkan dari alkohol dan asam karboksilat. Untuk ester turunan dari asam karboksilat paling sederhana, nama-nama tradisional digunakan, sepertiformate, asetat,dan propionate.
Pada saponifikasi penambahan HCl berfungsi untuk mengetahui banyaknya NaOH yang tersisa dalam proses saponifikasi tersebut. Disamping itu penambahan HCl juga untuk memberikan suasana asam, karena hasil mula-mula dari reaksi saponifikasi adalah berupa karboksilat,dengan adanya penambahan HCl ini karboksilat diubah menjadi asam karboksilat. Setelah penambahan HCl dilanjutkan dengan menitrasi campuran larutan tersebut dengan NaOH untuk mengetahui banyaknya HCl yang masih tersisa, sehingga dengan diketahuinya HCl sisa juga bisa diketahui banyaknya NaOH yang tersisa dalam reaksi saponifikasi tersebut.
V. Kesimpulan
1. Ester dibuat dengan cara mereaksikan asam karboksilat dan alkohol dengan bantuan katalis
2. pada proses saponifikasi, karboksilat di ubah menjadi asam karboksilat dengan menggunakan HCl
Senin, 25 November 2013
Senin, 18 November 2013
Senin, 04 November 2013
Laporan Uji Kelarutan Senyawa Organik
Uji Kelarutan Senyawa Organik
I. Tujuan :
Menentukan senyawa yang tidak diketahui dengan uji kelarutan
II. Dasar Teori :
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. Zat dikatakan dapat larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan air. Jika tidak, zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut.
Istilah like dissolves like merupakan asas umum dari kelarutan, dimana senyawa ion dan polar larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Zat cair yang larut satu sama lain disebut saling bercampur. Bila kedua zat cair mempunyai ikatan polar akan saling melarut. Dua zat cair yang nonpolar juga larut satu sama lain. Tetapi zat cair polar dengan zat cair nonpolar saling tidak bercampur, terjadi tolak menolak satu sama lain dan akan terpisah menjadi dua lapisan.
III. Alat dan Bahan
Alat :
• Tabung reaksi
• Rak tabung reaksi
• Pipet tetes
• Spatula
• Gelas ukur
Bahan :
• NaOH 5%
• HCl 5%
• NaHCO3 5%
• H2SO4 pekat
• 9 zat unknown (A-I)
• Aquadest
• Kertas lakmus ( merah dan biru)
IV. Prosedur Kerja
1. Dimasukkan 1mL aquades ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan kira-kira 1-2 tetes cairan atau sedikit kristal zat unknown
3. Diketuk tabung reaksi dengan hati hati sampai dapat dipastikan bahwa zat unknown larut atau tidak larut dalam air. Diamati apa yang terjadi
4. Jika zat larut, dilanjutkan pekerjaan dengan menggunakan kertas lakmus sesuai dengan diagram. Dicatat hasil pengamatannya.
5. Jika tidak larut dalam air, pekerjaan dilanjutkan dengan penambahan NaOH 5% sesuai dengan diagram. Catat pengamatan.
V. Hasil Pengamatan :
Sample Keterangan
A Larut dengan aquadest dan ridak merubah warna lakmus Senyawa netral
B Tidak larut dengan aquadest, NaOH 5%, HCl 5%, dan H2SO4 pekat Senyawa Inert
C Larut dengan aquadest dan ridak merubah warna lakmus Senyawa netral
D Larut dengan aquadest dan ridak merubah warna lakmus Senyawa netral
E Larut dengan aquadest dan ridak merubah warna lakmus Senyawa netral
F Tidak larut dengan aquadest, NaOH 5%,tetapi larut dengan NaHCO3 5% Asam karboksilat
G Tidak larut dengan aquadest, NaOH 5%,tetapi larut dengan NaHCO3 5% Asam karboksilat
H Tidak larut dengan aquadest, NaOH 5%, HCl 5%, dan H2SO4 pekat Senyawa Inert
I Tidak larut dengan aquadest, NaOH 5%, HCl 5%, dan H2SO4 pekat Senyawa Inert
VI. Pembahasan :
Pada percobaan uji kelarutan senyawa organik, praktikan harus menentukan apakah zat unknown yang diberikan termasuk senyawa netral (alkena, alkuna, alcohol, keton, amida, aldehida, ester, eter atau senyawa nitro) atau senyawa inert (alkana, alkil halide, atau senyawa aromatik). Hal pertama yang harus dilakukan adalah memasukkan 1 ml aquades ke dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan 2 tetes zat unknown kedalam tabung reaksi yang berisi larutan aquadest dan yang terjadi adalah reaksi antara aquadest dengan zat unkown tidak larut, Hal ini mungkin terjadi karena zat unknown bersifat nonpolar karena aquadest bersifat polar, sehingga reaksi yang terjadi tidak larut. Tidak larutnya suatu campuran ditandai dengan terbentuknya 2 fase
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi larutan unknown dengan cara mencampurkannya dengan H2O dan diamati apakah larutan unnown tersebut larut atau tidak larut. Setelah ditambah 1ml H2O ternyata larutan unknown tersebut larut. Selanjutnya larutan unknow diidentifikasi dengan menggunakan kertas lakmus. Jika larutan tersebut membirukan lakmus merah maka senyawa organik tersebut merupakan basa atau amina dengan BM rendah. Jika memerahkan lamus biru maka senyawa organik tersebut adalah asam karboksilat dengan BM rendah. Dan jika tidak merubah warna kertas lakmus (merah ataupun biru) makan senyawa organik tersebut adalah senyawa netral dengan BM rendah.
Ketika dimasukkan kertas lakmus biru kedalam larutan unknown, ternyata kertas lakmus berubah menjadi warna merah, sehingga bisa dapat disimpulkan bahwa senyawa organik yang terdapat dalam larutan uknown tersebut adalah asam karboksilat dengan BM rendah.
Karena campuran tersebut tidak larut, praktikan menambahkan 1 ml NaOH 5%. Ketika ditambahkan 1 ml NaOH 5% campuran tidak larut juga, hal ini mungkin disebabkan adanya perbedaan kepolaran. Lalu ditambahkan 1 ml HCl 5% dan hasilnya menunjukkan bahwa campuran tidak larut juga. Selanjutnya untuk mengetahui apakah senyawa tersebut senyawa netral atau inert adalah dengan ditambahkan H2SO4 pekat, dan ternyata hasil menunjukkan bahwa campuran tersebut tidak larut. Berdasarkan dari hasil pengamatan ini, mungkin zat unknown yang diberikan adalah senyawa inert (sukar bereaksi atau tidak aktif), hal ini sesuai dengan diagram uji kelarutan.
Berdasarkan senyawa yang sebenarnya pada sample F dan I merupakan senyawa natral dan basa, tetapi dalam praktikum praktikan tidak teliti dan salah, sehingga sample yang dicari tidak sesuai.
VII. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:
Sample A = senyawa netral ( dietil eter)
Sample B = senyawa inert ( n-heksan)
Sample C = senyawa netral ( isopropyl alcohol)
Sample D = senyawa netral (aseton )
Sample E = senyawa netral (fenol)
Sample F = senyawa netral (formaldehid)
Sample G = asam karboksilat (asam asetat)
Sample H = senyawa inert (toluen)
Sample I = senyawa inert (etilendiamin)
VIII. Daftar Pustaka :
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi ketiga. Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Hadiat, dkk. 2004. Kamus Sains. Jakarta : Balai Pustaka
Nurbayti, Siti. 2006. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jakarta : Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Senin, 21 Oktober 2013
Laporan Praktikum Pembuatan Bioetanol Dari Limbah Buah
PEMBUATAN BIOETANOL DARI
FERMENTASI LIMBAH BUAH-BUAHAN
FERMENTASI LIMBAH BUAH-BUAHAN
Senin, 7 Oktober 2013
Dosen Pembimbing : Adi Riyadhi, M.Si
Kelompok 4
Annisa Mardhatillah
Deska Prayoga Fauzi Aditama
Putri Purnamayanti
Windi Sofiana
KIMIA 3 A
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013
I.
TUJUAN
-
Mengetahui cara fermentasi limbah buah mangga
-
Untuk memperoleh
etanol dari hasil fermentasi limbah buah mangga
II.
DASAR TEORI
Mangga merupakan salah satu jenis buah yang paling populer dikonsumsi di
dunia. Rasanya yang merupakan perpaduan manis dan asam memang mampu menyegarkan
tenggorokan seketika. Tak hanya nikmat, konsumsi buah mangga juga ternyata
memberi banyak manfaat bagi tubuh manusia antara lain mencegah kurangnya alkali
di dalam tubuh, mengobati penyakit seperti sariawan, mencegah beberapa jenis
kanker seperti usus besar, pancreas, kanker darah atau leukemia dan masih
banyak lagi lainnya. Tak hanya untuk mengusir penyakit, manfaat konsumsi mangga secara
teratur setiap hari juga bisa mempercantik kulit dan mencerahkan penglihatan
seseorang. Beragam manfaat buah mangga ini tidak lepas dari kandungan buah
mangga itu sendiri. Di dalamnya memang terdapat sejumlah senyawa yang
dikenal memiliki efek positif bagi tubuh manusia.
Berdasarkan uji klinis yang dilakukan oleh para ilmuan, ditemukan fakta
ilmiah bahwa dalam 100 gram buah mangga setidaknya terdapat nilai gizi sebanyak
272 kJ. Gizi ini bersumber pada senyawa yang terdapat dalam buah berwarna cerah
tersebut. Adapun sederet kandungan
buah mangga, antara lain:
-
Gula sebanyak 14,8%
-
Fiber atau serat alami sebanyak 1,8%. Fiber ini sangat
baik untuk menyehatkan sistem pencernaan manusia.
-
Karbohidrat sebanyak 17,00 gram.
-
Lemak sebanyak 0,27 gram
-
Protein sebanyak 0,51 gram
-
Beta Karoten sebanyak 445 miligram atau setara dengan
4% dari 100 gram mangga
-
Thiamin atau vitamin B sebanyak 0,058 miligram
-
Riboflavin sebanyak 0,057 miligram
-
Niacin sebanyak 0,584 miligram
-
Asam Pantotenant sebanyak 0,160 miligram
-
Vitamin B6 sebanyak 0,134 miligram
-
Folat sebanyak 14 miligram
-
Vitamin C sebanyak 27,7 miligram
-
Vitamin E sebanyak 2,56 miligram
-
Kalsium sebanyak 10 miligram
-
Zat besi sebanyak 0,13 miligram
-
Magnesium sebanyak 9 miligram
-
Fosfor sebanyak 11 miligram
-
Kalium sebanyak 156 miligram
-
Seng sebanyak 0,04 miligram
Destilasi
merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan titik didih atau titik
cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses
destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan
dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini
maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin.
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu
pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam
dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali
cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan
seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
III.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Destilator sederhana
2. Botol
3. Saringan
4. Baskom
Bahan :
1. Limbah buah mangga
2. Ragi
IV.
PROSEDUR KERJA
1. 500 gram limbah buah mangga dicampurkan 1,5 liter air matang.
2. Dihancurkan dan diaduk sampai tercampur.
3. Lalu disaring untuk diambil airnya.
4. Air hasil saringan ditambahkan ragi sebanyak 0,7 gram.
5. Kemudian dimasukkan ke dalam botol kosong dan didiamkan selama 3-4 hari.
6. Dilakukan proses destilasi untuk menghasilkan etanol dari hasil fermentasi
limbah buah mangga.
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil percobaan
-
Air mangga yang
dihasilkan = 1 liter
-
Air mangga yang didestilasi
= 200 ml
-
Lama destilasi = 1 jam
-
Hasil etanol yang didestilasi
= 2 ml
b. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, membahas mengenai pembuatan etanol
dari limbah buah mangga yang difermentasikan . Cara yang digunakan untuk
memfermentasikan buah mangga ini tidak sulit, karena prosedurnya hampir sama
dengan cara memfermentasikan tape ketan, hanya saja dengan bahan yang berbeda.
Dengan menggunakan 500 gram buah mangga yang hampir busuk dan dengan campuran
ragi roti, dihasilkan air hasil fermentasi kurang lebih sekitar 1000 ml. Lama
waktu penyimpanan fermentasi dari limbah mangga sekitar 3-4 hari. Kemudian
setelah itu, air perasan tersebut diambil sebanyak 200 ml untuk proses
destilasi. Dari 200 ml air fermentasi, diperoleh hasil destilat sebesar 2 ml.
Perbandingan volume sebelum dan sesudah didestilasi adalah 100 : 1. Perbandingan
tersebut sangat jauh, karena adanya kesalahan dalam proses fermentasi. Selain itu,
disebabkan oleh pembuatan alat destilasi sederhana yang masih belum sempurna
dan suhu destilasi yang kurang optimum.
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Fermentasi limbah buah mangga yang diperoleh
sebanyak 1 liter.
2. Air destilat yang diperoleh dari hasil
destilasi sebanyak 2 ml dari 200 ml limbah buah mangga.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph H.1987.Kimia Dasar.Jilid 1.Surabaya:Erlangga
Minggu, 20 Oktober 2013
Laporan Pembuatan Bioetaol dari Tape Ketan Hitam
Pembuatan Bioetanol dari Tape Ketan
Hitam
I.
Tujuan
: 1.
Mengetahui cara pembuatan bioetanol dari
fermentasi ketan hitam.
2. Mencari yield bioetanol dari ketan hitam secara
farmentasi menggunakan ragi tape.
3.
Membuat etanol dari proses destilasi dengan menggunakan tape ketan hitam
II.
Dasar Teori :
Salah satu energi alternatif yang
menjanjikan adalah bioetanol. Bioethanol adalah ethanol yang bahan
utamanya dari tumbuhan dan umumnya menggunakan proses farmentasi. Ethanol
atau ethyl alkohol C2H5OH berupa cairan bening tak berwarna, terurai
secara biologis (biodegradable), toksisitas rendah dan tidak menimbulkan polusi
udara yg besar bila bocor. Ethanol yg terbakar menghasilkan karbondioksida
(CO2) dan air. Ethanol adalah bahan bakar beroktan tinggidan dapat menggantikan
timbal sebagai peningkat nilai oktan dalam bensin. Dengan mencampur ethanol
dengan bensin, akan mengoksigenasi campuran bahan bakar sehingga dapat
terbakar lebih sempurna dan mengurangi emisi gas buang (seperti
karbonmonoksida/CO).
Tapai merupakan hasil dari proses fermentasi dari
bahan-bahan yang mengandung karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu. Dalam
proses fermentasi yang melibatkan aktifitas mikroorganisme ini terjadi proses
pengubahan karbohidrat menjadi etanol, sehingga bahan makanan hasil fermentasi
menjadi lebih enak rasanya. Pada proses pembuatan tapai, masyarakat biasanya menggunakan
daun pisang sebagai pembungkusnya. Diantara bahan dasar pembuatan tapai yang
sering digunakan adalah beras ketanhitam . Tapai dari beras ketan inilah yang
paling banyak dijumpai di
toko-toko makanan maupun di Super Market.
Destilasi merupakan salah
satu metode pemisahan campuran disamping metode yang lain seperti filtrasi,
kristalisasi, sublimasi, Kromatografi. Destilasi didasarkan pada perbedaan
titik didih campuran. Destilasi atau penyulingan digunakan untuk memisahkan
campuran homogen (serba sama), seperti campuran air dan alcohol, air laut.
Secara teoritis, destilasi juga dapat digunakan untuk memurnikan air sadah. Alat destilasi terdiri dari labu destilasi, thermometer,
kondensor Leibig, pembakar spiritus/Bunsen, kaki tiga, dan statif. Pada
pemisahan campuran alkohol, maka alkohol akan mendidih lebih awal dan menguap
karena alcohol memiliki titik didih lebih rendah daripada titik didih air. Uap
alkohol selanjutnya akan mencair setelah melalui pipa kondensor. Cairan inilah
yang disebut destilat (alkohol) murni. Sedangkan pada labu hanya tinggal air.
Dengan demikian, alcohol telah terpisah dari air.
III.
Alat dan Bahan :
·
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : baskom,
kompor, panci kukus, penyaring ( saringan) dan alat destilasi sederhana ( yang
sudah dibuat oleh kelompok kami).
·
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : ketan hitam
(1/2 Kg ), ragi yang sudah dihaluskan, dan daun pisang.
IV.
Cara Kerja
Beras ketan hitam dibersihkan kemudian ditimbang sebanyak
500 gram, selanjutnya dimasak dengan cara dikukus menggunakan dandang dengan
air sebanyak 300 ml. Setelah masak
kemudian didinginkan diatas nampan, selanjutnya dberi serbuk ragi atau yeast
sebagai fermentatornya sebanyak 25 gram dan diaduk sampai rata. Langkah
selanjutnya dimasukkan kedalam wadah
dari daun pisang ditutup rapat dan dibiarkan terjadi fermentasi selama 7 hari.
Setalah itu tape ketan hitam tersebut disaring dan diambil kandungan air dalam
tape tersebut, kemudian disimpan dalam botol yang tertutup rapat untuk
didestilasi.
V.
Hasil
Pengamatan dan Pembahasan
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk
menghasilkan alkohol melalui proses fermentasi dengan menggunakan alat
destilasi sederhana. Bahan baku yang kami gunakan dalam proses fermentasi ini
adalah beras ketan hitam. Pembuatan tape ketan hitam ini melalui proses
fermentasi, ½ kg beras ketan hitam dicuci. Setelah itu di kukus, kemudian ketan
hitam diangkat dan di dinginkan. Lalu
disiapkan baskom bersih yang di beri alat daun pisang, setelah itu ditaburkan
ragi yang telah dihaluskan kedalam baskom tersebut hingga merata.
Setelah
ketan hitam yang telah didinginkan itu
diletakkan diatas ragi yang berada di dalam baskom tersebut, kemudian bagian
atas ketan hitam ditaburkan lagi dengan
ragi dan diaduk hingga merata. Lakukan hal tersebut berulang kali hingga ragi
tersebut tersebar merata. Baskom yang telah berisi ketan hitam tersebut ditutup dengan rapat menggunakan daun
singkong dan kain lap, kemudian di diamkan selama 7 hari.
Setelah
menunggu selama 7 hari akhirnya tape
ketan hitam pun matang, kemudian disaring dan diambil airnya untuk proses
detilasi. Setelah itu 200 ml air hasil perasan tape tersebut dimasukkan ke
dalam salah satu kaleng dari alat destilasi sederhana yang kami buat. Alat
destilasi diletakkan dengan posisi yang baik agar uap yang keluar dari kaleng
dan tersalurkan memalui selang kecil tersebut dapat mengalir dengan baik. Setelah
menunggu selama 1 jam lebih akhirnya uap yang keluar mulai bertambah dan ada
beberapa tetes uap yang masuk ke kondensor dan mengalir keluar selang. Maka dengan terpaksa kami harus menghentikan
proses destilasi tersebut karena alat destilasi kami sudah tidak dapat digunakan
lagi dan harus diperbaiki. Kesalahan yang telihat dari kejadian ini adalah kami
kurang teliti dan kurang memperhatikan hal-hal yang tidak terduga dalam proses
pembuatan alat destilasi sehingga selang kecil tersebut mudah terlepas dari kaleng
dalam kondisi panas. Selain itu air hasil perasan tape juga kurang banyak
sehingga uap yang keluar pun sangat sedikit (hanya 4 tetes).
VI.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Proses fermentasi yang dihasilkan 200 ml
perasan air tape ketan hitam.
2. Dari
praktikum ini yang di hasilkan hanya 4 tetes etanol.
3. Alat
destilasi yang mesti diperbaiki dari segi selang yang terlalu panjang dan
lilitannya yang kurang rapih.
Langganan:
Postingan (Atom)