Minggu, 20 Oktober 2013

Laporan Pembuatan Bioetaol dari Tape Ketan Hitam



Pembuatan Bioetanol dari Tape Ketan Hitam

I.                   Tujuan : 1. Mengetahui cara pembuatan bioetanol dari fermentasi ketan hitam.
2. Mencari yield bioetanol dari ketan hitam secara farmentasi menggunakan           ragi tape.
3. Membuat etanol dari proses destilasi dengan menggunakan tape ketan hitam

II.                Dasar Teori :
Salah satu energi alternatif yang menjanjikan adalah bioetanol. Bioethanol adalah ethanol yang bahan utamanya dari tumbuhan dan umumnya menggunakan proses farmentasi. Ethanol atau ethyl alkohol C2H5OH berupa cairan bening tak berwarna, terurai secara biologis (biodegradable), toksisitas rendah dan tidak menimbulkan polusi udara yg besar bila bocor. Ethanol yg terbakar menghasilkan karbondioksida (CO2) dan air. Ethanol adalah bahan bakar beroktan tinggidan dapat menggantikan timbal sebagai peningkat nilai oktan dalam bensin. Dengan mencampur ethanol dengan bensin, akan mengoksigenasi campuran bahan bakar sehingga dapat terbakar lebih sempurna dan mengurangi emisi gas buang (seperti karbonmonoksida/CO).
Tapai merupakan hasil dari proses fermentasi dari bahan-bahan yang mengandung karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu. Dalam proses fermentasi yang melibatkan aktifitas mikroorganisme ini terjadi proses pengubahan karbohidrat menjadi etanol, sehingga bahan makanan hasil fermentasi menjadi lebih enak rasanya. Pada proses pembuatan tapai, masyarakat biasanya menggunakan daun pisang sebagai pembungkusnya. Diantara bahan dasar pembuatan tapai yang sering digunakan adalah beras ketanhitam . Tapai dari beras ketan inilah yang paling banyak dijumpai di toko-toko makanan maupun di Super Market.

         Destilasi merupakan salah satu metode pemisahan campuran disamping metode yang lain seperti filtrasi, kristalisasi, sublimasi, Kromatografi. Destilasi didasarkan pada perbedaan titik didih campuran. Destilasi atau penyulingan digunakan untuk memisahkan campuran homogen (serba sama), seperti campuran air dan alcohol, air laut. Secara teoritis, destilasi juga dapat digunakan untuk memurnikan air sadah. Alat destilasi terdiri dari labu destilasi, thermometer, kondensor Leibig, pembakar spiritus/Bunsen, kaki tiga, dan statif. Pada pemisahan campuran alkohol, maka alkohol akan mendidih lebih awal dan menguap karena alcohol memiliki titik didih lebih rendah daripada titik didih air. Uap alkohol selanjutnya akan mencair setelah melalui pipa kondensor. Cairan inilah yang disebut destilat (alkohol) murni. Sedangkan pada labu hanya tinggal air. Dengan demikian, alcohol telah terpisah dari air.

III.             Alat dan Bahan :
·         Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : baskom, kompor, panci kukus, penyaring ( saringan) dan alat destilasi sederhana ( yang sudah dibuat oleh kelompok kami).
·         Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : ketan hitam (1/2 Kg ), ragi yang sudah dihaluskan, dan daun pisang.

IV.             Cara Kerja
Beras ketan hitam dibersihkan kemudian ditimbang sebanyak 500 gram, selanjutnya dimasak dengan cara dikukus menggunakan dandang dengan air sebanyak 300 ml. Setelah  masak kemudian didinginkan diatas nampan, selanjutnya dberi serbuk ragi atau yeast sebagai fermentatornya sebanyak 25 gram dan diaduk sampai rata. Langkah selanjutnya dimasukkan kedalam  wadah dari daun pisang ditutup rapat dan dibiarkan terjadi fermentasi selama 7 hari. Setalah itu tape ketan hitam tersebut disaring dan diambil kandungan air dalam tape tersebut, kemudian disimpan dalam botol yang tertutup rapat untuk didestilasi.

V.                Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menghasilkan alkohol melalui proses fermentasi dengan menggunakan alat destilasi sederhana. Bahan baku yang kami gunakan dalam proses fermentasi ini adalah beras ketan hitam. Pembuatan tape ketan hitam ini melalui proses fermentasi, ½ kg beras ketan hitam dicuci. Setelah itu di kukus, kemudian ketan hitam  diangkat dan di dinginkan. Lalu disiapkan baskom bersih yang di beri alat daun pisang, setelah itu ditaburkan ragi yang telah dihaluskan kedalam baskom tersebut hingga merata.
Setelah ketan hitam  yang telah didinginkan itu diletakkan diatas ragi yang berada di dalam baskom tersebut, kemudian bagian atas ketan hitam  ditaburkan lagi dengan ragi dan diaduk hingga merata. Lakukan hal tersebut berulang kali hingga ragi tersebut tersebar merata. Baskom yang telah berisi ketan hitam  tersebut ditutup dengan rapat menggunakan daun singkong dan kain lap, kemudian di diamkan selama 7 hari.
Setelah menunggu selama 7  hari akhirnya tape ketan hitam pun matang, kemudian disaring dan diambil airnya untuk proses detilasi. Setelah itu 200 ml air hasil perasan tape tersebut dimasukkan ke dalam salah satu kaleng dari alat destilasi sederhana yang kami buat. Alat destilasi diletakkan dengan posisi yang baik agar uap yang keluar dari kaleng dan tersalurkan memalui selang kecil tersebut dapat mengalir dengan baik. Setelah menunggu selama 1 jam lebih akhirnya uap yang keluar mulai bertambah dan ada beberapa tetes uap yang masuk ke kondensor dan mengalir keluar selang.  Maka dengan terpaksa kami harus menghentikan proses destilasi tersebut karena alat destilasi kami sudah tidak dapat digunakan lagi dan harus diperbaiki. Kesalahan yang telihat dari kejadian ini adalah kami kurang teliti dan kurang memperhatikan hal-hal yang tidak terduga dalam proses pembuatan alat destilasi sehingga selang kecil tersebut mudah terlepas dari kaleng dalam kondisi panas. Selain itu air hasil perasan tape juga kurang banyak sehingga uap yang keluar pun sangat sedikit (hanya 4 tetes).
VI.             Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1.       Proses fermentasi yang dihasilkan 200 ml perasan air tape ketan hitam.
2.      Dari praktikum ini yang di hasilkan hanya 4 tetes etanol.
3.      Alat destilasi yang mesti diperbaiki dari segi selang yang terlalu panjang dan lilitannya yang kurang rapih.

                                                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar