Senin, 30 September 2013

Laporan Percobaan Pemurnian Alkohol

PEMURNIAN ALKOHOL 70 % 
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT DESTILASI SEDERHANA
Senin, 30 September 2013


Dosen Pembimbing : Adi Riyadhi, M.Si

Kelompok 4

Annisa Mardhatillah 
Deska Prayoga Fauzi Aditama
Putri Purnamayanti
Windi Sofiana

KIMIA 3 A

PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013



I.   Tujuan Praktikum

      - Memurnikan Alkohol dengan cara destilasi

II.  Dasar Teori

      Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur. Campuran adalah setia contoh materi yang tidak murni, yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi, campuran dapat berupa homogen dan heterogen. (Ralph H Ptrucci-Seminar, 1996, Kimia Dasar Jilid 1)
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat berlainan atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahakan sifat-sifat aslinya. Sifat-sifat asli campuran :
-          Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.
-          Mempunyai sifat zat asalnya
-          Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.
-          Komposisinya tidak tetap.   
      Campuran terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh lain, selain itu juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Yang disebut satu fase adalah zat dan sifat komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan campuran homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang sama diseluruh cairan.
Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya dapat memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnyatidak sama diberbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan campuran heterogen jika antara komponennya masihterdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta campuran memiliki dua fase, sehingga sifat-sifatnya tidak seragam. (Ralph H Petrucci-Seminar, 1987. kimia dasar 1)
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan  dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair , misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari yang porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semi permiabel.  Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya. (Syukuri S. 1999, Kimia Dasar 1)
Karena perbedaan keadaan agregasi (bentuk penampilan materi) sangat mempengaruhi metode pemisahan dan pemurnian yang diperlukan, maka diadakan pembedaan :
a.       Memisahkan zat padat dari suspensi
·           Suspensi
Suspensi adalah sistem yang didalamnya mengandung partikel sangat kecil (padat), setengah padat, atau cairan tersebutr secara kurang lebih seragam dalam medium cair. Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) dan sentrifugasi.
·           Penyaringan (filtrasi)
Operasi ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya, sasarannya adalah agar endapan dan medium penyaring secara kuantitatif bebas dari larutan. Media yang digunakan untuk penyaring adalah kertas saring,  penyaring asbes murni atau platinum, lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan misalnya pyrex dari silika atau porselin.
·           Sentrifugasi (pemusingan)
Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit. Sentrifugasi digunakan untuk memutar dengan cepat hingga gaya sentrifugal beberapa kali lebih besar daripada gorsa berat, digunakan untuk mengendapkan partikel tersuspensi.
b.        Memisahkan zat padat dari larutan
Zat terlarut padat tidak dapat dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan dan pemusingan (sentrifugasi). Zat padat terlarut dapat dipisahkan melalui penguapan atau kristalisasi.
                                -       Penguapan
Pada penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya meninggalkan zat terlarut. Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada pelarutnya.
                                -       Kristalisasi
Kristalisasi adalah larutan pekat yang didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan lebih dahulu dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komponen larutan yang lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.
                                -       Rekristalisasi
Teknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan kembali) berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaiknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikit. Pemanasan dihentikan saat larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan. Setelah pengkristalan sempurna garam dapat dipisahkan dengan penyaring. (Syukri S. 1991. Kimia Dasar 1)
c.          Memisahkan campuran zat cair
Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui distilasi. Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan dekantasi dan corong pisah.
                                -       Destilasi
Dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika canpuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat kita dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Pengmbunan terjadi dengan mengalirkan uap ketabung pendingin. Contohnya memisahkan campuran air dan alkohol.
Titik didih air dan alkohol masing-masing 100˚C dan 78˚C. Jika campuran dipanaskan (dalam labu destilasi) dan suhu diatur sekitar 78˚C, maka alkohol akan menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam pendingin dan akhirnya didapatkan cairan alkohol murni. (Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1)
                                -       Dekantasi (pengendapan)
Dekantasi (pengendapan) merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada massa jenis yang lebih kecil akan berada pada lapisan bagian bawah atau mengendap, contohnya air dan pasir. selain itu zat terlarut (yang akan dipisahkan) diproses diubah menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan dari larutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan:
-  Suhu
                                          -  Ph
                                          -  Efek garam
                                          -  Kompleksasi
                                          -  Derajat supersaturasi
                                          -  Sifat pelarut
                                          (Husein H. Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisaka)
Untuk pelarut-pelarut yang lebih ringan dari air, dapat digunakan corong pemisah yang dimodifikasi, yang dirancang untuk menyederhanakan penyingkiran fase yang lebih ringan. Setelah keadaan seimbang, lapisan yang lebih ringan (misalcter) dan lapisan air, didesak keatas dengan memasukkan merkurium melalui kran pada dasar bulatan corong, dengan bantuan sebuah bola pembantu pengatur permulaan merkurium.
-    Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi zat dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur seperti eter kloroform, karbon tetraklorida dan karbon disulfida.
Dalam industri, ekstraksi pelarut sering kali dilaksanakan, dimana tetesan pelarut yang lebih ringan bergerak ke atas melewati arus ke bawah lambat-lambat dari pelarut yang lebih berat. Penerapan teknik ini di tunjukan untuk mengekstrak DDT dan airke minyak.
Ekstraksi arus lawan semacam itu sangat efisien karan pada ujung bawah tabung, pelarut yang telah kehilangan hamper semua zat terlarutnya di ekstrak oleh pelarut lain yang masih bersih.
Diantar berbagai metode pemisahan  ekstraksi merupakan metode yang paling baik dan paling popular, alas an utamanya karena metode ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Pemisah tidak memerlukan alat khusus atau canggih, melainkan hanya memerlukan corong pisah. Pemisahan yang dilakukan sangat sederhana, bersi, cepat dan mudah.
Sublimasi adalah diman suatu padatan diuapkan tanpa melalui peleburan dan hanya diembunkan uapnya dengan mendinginkannya, langsung kembali dalam keadaan padat.


Syarat sublimasi :
-          Padatan akan menyublin bila tekanan uapnya mencampai tekanan atmosfer di bawah titk lelehnya.
-          Secara teoritis setiap zat yang dapat didestilasikan tanpa tanpa terurai, dapat di sublimasikan pada suhu dan tewkanan yang cocok.
-          Penggunaan sublimasi :
Terbatas pada pemisahan senyawa-senyawa Kristal mengaup dari senyawa-senyawa yang sukar menguap atau dari senyawa-senyawa yang menguap tapi tdak mengembun pada kondisi yang di gunakan.
-          Senyawa-senyawa prgani seperti :
Naftalena, asam benzoate, asam salisilat, fosfor, sakarin, kafein, kinin dan lain-lain.
-          Senyawa-senyawa organic :
I2, S, AS, AS2O, klorida dari logam-logam Hg, Ag, Al dan sebagainya.
-          Sublimasi yang terjadi sebenarnya hanya dapat terjadi jika tekanan uap parsial dari senyawa itu lebih rendah dari pada tekanan titik berkaki 3, misalnya pada naftalena yang mem[unyai titik berkaki 3 790 dan tenana keseimbangan 179 mm hg, jia di panaskan perlahan-lahandi bawah 1790naftalena akan menguap tanpa meleleh terlebih dahulu dengan demikian penguapan akan berjalan terus sehingga padatan hilang.


III.  Alat dan Bahan

                Alat yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu : Gelas Beker, Statif, Termometer, Penanggas air dan Alat Destilasi Sederhana ( Cangkir aluminium, selang, kondensor) .
                  Sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu : Alkohol yang telah bercampur dengan air, air biasa, dan es batu.


IV.   Prosedur Kerja

                   Pertama - tama alat-alat disusun seperti pada gambar lalu sampel yang akan diuji dimasukkan ke cangkir yang berada di atas penanggas kemudian es batu dimasukkan ke dalam kondensor setelah itu suhu diatur sampai 70 derajat celcius dan terakhir ditunggu tetesan yang akan keluar melalui selang .

V.    Hasil dan Pembahasan

                     Sampel                   : 60 ml
                     Suhu luar air            : 80 derajat celcius
                     Suhu dalam cangkir : 70 derajat celcius
                     Lama Destilasi         : 1 jam
                     Hasil Destilat           : 2 ml


                 
                Pada percobaan kali ini telah dilakukan percobaan mengenai Pemurnian alkohol yang telah bercampur dengan air. Pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.
                     Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telag tercemar atau tercampur.
                      Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin, Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap, dimana pada percobaan ini zat yang memiliki titik didih yang lebih rendah adalah alkohol yaitu sebesar 70 derajat celcius. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
                     Namun hasil yang di dapat hanyalah 2 ml, jumlah tersebut sangat sedikit dari yang diharapkan. Hal tersebut mungkin terjadi karena beberapa kesalahan diantaranya : Suhu yang kurang atau terlalu tinggi dari titik didih alkohol, waktu pemanasan yang kurang lama, alat yang kurang berfungsi dengan baik, kecerobohan praktikan.


Pengujian hasil destilat dengan cara dibakar

VI.   Kesimpulan

  • Zat-zat yang telah tercampur dan tercemar dapat dipisahkan dengan menggunakan metode pemisahan dan pemurnian. Pemisahan dilakukan untuk memisahkan campuran, sedangkan pemurnian dilakukan untuk pemurnian suatu campuran. Ada bermacam-macam jenis pemisahan dan pemurnian, salah satunya adalah destilasi
  • Pemurnian dapat dilakukan dengan proses destilasi, dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika canpuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu.


Daftar Pustaka


Petrucci, Ralph H dan seminar. 1987. Kimia Dasar. Jilid 1. Surabaya: Erlangga.
Petrucci. 1996. Kimia Dasar. Jilid 1.Surabaya: Erlangga.
           diakses pada 1 Oktober 2013          pukul 1:41 Am



Sabtu, 14 September 2013

Pembuatan Bioetanol dari Tape Ketan

    Fermentasi beras ketan
  1. Beras ketan hitam dicuci bersih.
  2. Rendam beras ketan hitam selama 12 jam.
  3. Bilas lagi beras ketan hitam dengan air beberapa kali hingga bersih.
  4. Kemudian kukus beras ketan hitam sampai matang.
  5. Setelah matang diletakkan di atas tampah atau baskom kemudian dinginkan menggunakan kipas.
  6. Setelah dingin kemudian dicampur ragi aduk sampai rata.
  7. Bungkus menggunakan daun pisang yang telah disiapkan.
  8. Selanjutnya simpan selama 2 sampai 3 hari untuk proses fermentasi.
  9. kemudian di analisis kadar bioetanolnya.
 Pemurnian Etanol dari air tape ketan

1.     Masukan air tape hasil fermentasi ke dalam alat destilat yang dibuat sebelumnya.


2.     Nyalakan alat destilat jaga agar suhu dalam destilat tidak mencapai 100˚c


3.     Hasil destilat didapatkan.

Sabtu, 07 September 2013

BAHAN-BAHAN KIMIA

KALIUM SIANIDA

Rumus molekul = KCN
Mr = 65,12
Massa molar = 65,12 g/mol
Kelarutan dalam air = 716 g/l (25 oC)
Titik leleh = 634 oC
Titik didih = 1625 oC (1013 hPa)
Densitas = 1,55 g/cm3 (20 oC)

Apa sih Kalium Sianida / Potasium Sianida itu?

Kalium sianida (KCN) adalah salah satu senyawa anorganik paling beracun, berbentuk kristal (tampilannya mirip gula), tidak berwarna dan mudah sekali larut dalam air. Tidak semua orang bisa mendeteksi bau khas zat ini yang seperti almond.



Apa fungsi KCN sebenarnya?

KCN biasa digunakan dalam pertambangan, electroplating, dan fotografi. KCN sering juga digunakan sebagai insektisida. Bahan-bahan yang terkandung KCN di dalamnya meliputi insektisida, gasolin, produk pelurus rambut, cairan pemutih, pembersih toilet, dsb. 

Bagaimana struktur KCN itu?

atau        



Bagaimana Kalium Sianida bisa membunuh Anda?

Yang perlu dicermati, kontaminasi sianida tidak hanya terjadi saat zat tersebut masuk lewat mulut. Kebanyakan kasus keracunan malah terjadi saat gas atau butiran/serbuknya terhirup lewat udara. serbuk sianida ini juga berbahaya jika menempel pada kulit karena akan segera larut oleh keringat kemudian dapat terserap masuk ke dalam tubuh melalui kulit.

Sianida bisa menjadi senjata pembunuh dalam dosis sangat rendah, 200 mg sudah cukup untuk membunuh seseorang dengan berat badan rata-rata. Keistimewaan sianida dibanding racun lain adalah reaksinya yang sangat cepat,  kematian dapat terjadi hanya dalam hitungan menit. Gejala yang ditimbulkan biasanya berupa pusing, mual, muntah, kehilangan kesadaran dan kesulitan bernapas.

Sebagai contoh, jika Anda mengkonsumsi 1 gram sianida yang dilarutkan dalam air, dalam 15-45 detik Anda akan kehilangan kesadaran (tergantung berat tubuh). Jika keadaan ini dibiarkan tanpa tindakan medis, Anda dapat meninggal dalam waktu 30-45 menit karena gagal jantung.

Apakah tindakan penyelamatan yang harus dilakukan?

a) Panggil ambulans;
b) Cari seseorang yang terlatih dalam masalah ini;
c) Ungsikan pasien ke udara bersih (kalau sianida yang terhirup berupa gas);
d) Jika denyut jantung nggak ada, lakukan cardiac massage atau menekan dada kuat2 dan berulang;
e) Jangan memberikan napas pada korban dari mulut ke mulut atau hidung ke hidung. Dikhawatirkan si penolong akan ikut terkena racunnya.
f) Jika sianida tertelan sedangkan korban masih sadar, usahakan korban muntah;
g) Baringkan pasien dan jaga suhu tubuhnya agar tetap hangat;
i) Lepas pakaian yang terkena sianida, cuci dengan sabun area yang terkontaminasi, kemudian basuh dengan air berulang-ulang;
j) Jika ambulans telah datang, beri pasien masker oksigen 100%.

Risk and Safety

Kode safety = R: 26/27/28-32-50/53  S: 7-28-29-45-60/61

Resiko yang ditimbulkan :
·        -  Sangat beracun jika terhirup, kontak dengan kulit dan jika tertelan
·        -   Kontak dengan asam dapat melepaskan gas yang sangat toksik
·        -  Sangat beracun untuk organisme air, dapat menyebabkan efek merugikan jangka panjang dalam lingkungan air

Pencegahan :
·         - Menjaga wadah agar tetap tertutup rapat
·         -  Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan banyak air dan sabun
·         - Jangan membuang limbah ke saluran pembuangan
·         -  Dalam kasus kecelakaan, segera hubungi bantuan medis / dokter
·         -  Bahan ini dan / wadah harus dibuang sebagai limbah berbahaya

·         -  Hindari membuang ke lingkungan. Bacalah petunjuk khusus / lembar data keselamatan

KALIUM DIKROMAT

Rumus molekul = K2Cr2O7
Mr = 294,19
Titik lebur = 398 oC
Titik didih = > 500 oC (pada 1.013 hPa)
Sifat oksidator = pengoksidasi
Densitas = 2,69 g/cm3 (pada 20 0C)
Kelarutan dalam air = 130 g/L (pada 20 0C)

Apa itu Kalium dikromat / potasium dikromat?


Kalium dikromat merupakan oksidator kuat dan berbahaya, berwarna merah jingga, beracun, dalam air panas lebih mudah larut daripada dalam air dingin sehingga lebih mudah menghablurnya. Kalium dikromat merupakan pengoksida yang banyak digunakan dalam Kimia Organik, dan dalam pembuatan Klise. Hindari kontak dengan kalium dikromat karena menyebabkan iritasi pada mata, kulit, saluran pernapasan, dan ginjal.
 
Bagaimana sih struktur K2Cr2O7  itu?



Risk and Safety :
Kode safety: R: 36/37/38-43  S: 22-28
Kode safety: R: 49-46-21-25-26-37/38-41-43-50/53  S: 53-45-60-61

Resiko yang ditimbulkan :
  • Mengiritasi mata, sistem pernapasan, dan kulit
  • Dapat menyebabkan kepekaan jika kontak dengan kulit
  • Dapat menyebabkan kanker jika terhirup
  • Dapat menyebabkan kerusakan genetik
  • Berbahaya jika terjadi kontak dengan kulit
  • Beracun jika tertelan
  • Sangat beracun jika terhirup
  • Mengiritasi sistem pernapasan dan kulit
  • Resiko kerusakan serius pada mata
  • Dapat menyebabkan kepekaan jika kontak dengan kulit
  • Sangat beracun untuk organisme air, dapat menyebabkan efek merugikan jangka panjang dalam lingkungan air


Pencegahan :
  • Jangan menghirup debu
  • Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan banyak air dan sabun
  • Hindari pemaparan - dapatkan instruksi khusus sebelum digunakan
  • Dalam kasus kecelakaan, segera dapatkan bantuan medis / dokter
  • Bahan ini / wadah harus dibuang sebagai limbah berbahaya
  • Hindari melepaskan/membuang ke lingkungan. Bacalah petunjuk khusus / lembar data keselamatan


Tindakan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
  • Secara umum
Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
  • Setelah menghirup
  1. Hirup udara segar
  2. Jika napas terhenti, langsung berikan napas buatan secara mekanik
  3. Jika diperlukan berikan masker oksigen
  4. Segera menghubungi dokter
  • Setelah kontak pada kulit
  1. Mencuci dengan air yang banyak
  2. Melepaskan pakaian yang terkontaminasi
  3. Segera menghubungi dokter
  • Setelah kontak pada mata
  1. Membilas dengan air yang banyak
  2. Segera menghubungi dokter mata
  • Jika tertelan
  1. Memberi air minum (maksimal 2 gelas)
  2. Segera mencari anjuran pengobatan
  3. Hanya dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia dalam satu jam, merangsang untuk muntah (jika korban tak sadarkan diri)
  4. Menelan karbon aktif
  5. Konsultasi dengan dokter
  • Perawatan (catatan untuk dokter)
Bersihkan luka dengan hati-hati dan tutup dengan bahan pembalut yang steril.

 Tindakan Penanggulangan Kebakaran
  • Media pemadam yang sesuai
Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi lokal dan lingkungan keliling.
  • Bahaya spesifikasi selama memadamkan kebakaran
Tidak mudah terbakar. Memiliki efek penyulut api akibat pelepasan oksigen.
  • Alat perlindungan khusus bagi petugas pemadam kebakaran
Jangan berada di zona berbahaya tanpa peralatan pelindung pernapasan. Untuk menghindari kontak dengan kulit, jaga jarak aman dan gunakan pakaian pelindung yang sesuai.
  • Informasi lebih lanjut
Cegah air pemadam kebakaran mengkontaminasi air permukaan dan air tanah.

Tindakan Terhadap Tumpahan dan Kebocoran
  • Tindakan pencegahan pribadi
Hindari penghirupan debu dalam semua keadaan. Hindari mkontak dengan bahan. Pastikan ventilasi memadai.
  • Tindakan pencegahan untuk melindungi lingkungan
Jangan membuang ke dalam saluran pembuangan
  • Metode untuk pembersihan
Ambil dengan hati-hati. Teruskan ke pembuangan. Bersihkan area yang terkena. Hindari pembentukan debu.

Penyimpanan dan Penanganan Bahan
  • Penanganan
Bekerja di ruang asam. Jangan menghirup bahan. Taati label tindakan pencegahan.
  • Penyimpanan
Tertutup sangat rapat. Kering. Jauhakan dari bahan yang mudah menyala dan sumber nyala serta panas. Simpan dalam tempat terkunci atau di tempat yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang mempunyai kualifikasi atau wewenang.

Pengendalian Pemaparan dan Perlindungan Diri
  • Alat pelindumg diri
Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja, tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani. Daya tahan pakaian pelindung kimia harus dipastikan dari masing-masing suplier.
  • Perlindungan pernapasan
Diperlukan ketika debu dihasilkan. Jenis filter yang direkomendasikan: Filter P 3 untuk partikel padat dan cair, bahan toksik dan sangat toksik.
  • Pelindung tangan
Kontak Penuh :
-          Bahan sarung tangan       :    Karet nitril
-          Tebal sarung tangan        :    0,11 mm
-          Waktu terobosan             :    >480 min
Kontak percikan :
-          Bahan sarung tangan       :    Karet nitril
-          Tebal sarung tangan        :    0,11 mm
-          Waktu terobosan             :    >480 min
Sarung tangan pelindung yang digunakan harus mengikuti spesifikasi pada EC.
  • Pelindung mata
Kacamata atau goggles pelindung yang pas dan ketat.
  • Langkah-langkah perlindungan
Pakaian pelindung
  • Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Kundanag krimpelindung kulit. Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut. Bekerja di ruang asam. Jangan menghirup bahan.