Senin, 02 Desember 2013

Laporan Asam Karboksilat dan Esterifikasi

Asam Karbonat & Garamnya, Esterifikasi


I. Tujuan : › dapat menentukan senyawa asam karboksilat beserta garamnya › mengetahui pembuatan esterifikasi dan saponifikasi

II. Dasar Teori
    Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Reaksi ini juga sering disebut esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu senyawa yang mengandung gugus -COOR dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi esterifikasi berkatalis asam. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik (reversible).
     Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam pembentukan ester. Untuk alasan sterik, urutan reaktivitas alkohol untuk reaksi esterifikasi adalah metanol > alkohol 1º > alkohol 2º > alkohol 3º.
    Ester dapat dibuat oleh suatu reaksi keseimbangan antara suatu alkohol dan suatu asam karbon. Ester dinamai menurut kelompok alkil dari alkohol dan kemudian alkanoat (bagian dari asam karbon). Sebagai contoh, reaksi antara metanol dan asam butir menghasilkan ester metil butir C3H7-COO-CH3 seperti halnya air. Yang paling sederhana adalah H-COO-CH3,metil metanoat. Karena ester dari asam yang lebih tinggi, alkana menyebut dengan - oat pada akhiran. Secara umum Ester dari asam berbau harum meliputi benzoat seperti metil benzoat (Anonim, 1995). Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol (Fessenden, 1982).


 II. Cara Kerja :
 A. Asam Karboksilat dan garamnya 
     1. Tabung reaksi disiapkan, dimasukan 2 ml aquadest dan 10 tetes CH3COOH. Dicium dan dicatat bau larutan serta diuji dengan menggunakan kertas lakmus. Ditambah dengan 1 ml NaOH 2M, dikocok dan diamati baud an diuji dengan menggunakan kertas lakmus. Dibandingkan hasilnya dengan yang diatas. Disiapkan tabung reaksi, diisi dengan 3ml HCl hingga asam, diamati baunya. 
     2. Ditimbang 0.1 gram asam benzoat. Dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambah 2 ml aquadest diamati baud an kelarutanya. Kemudian ditambahkan NaOH 2M, digoyangkan dan diamati. Lalu ditambah lagi dengan HCl sampai asam diamati baunya. 

 B. Esterifikasi 
    3 tabung reaksi disiapkan, masing-masing tabung reaksi diberi lebel (A, B, C). Pada tabung reaksi A diisi dengan 10 tetes asam asetat dan 10 tetes etanol. Tabung reaksi B diisi dengan 10 tetes asam asetat dan 10 tetes butanol. Tabung reaksi C diisi dengan 10 tetes asam salisilat dan 10 tetes methanol. Kemudian masing-masing keiga tabung reaksi tersebut ditetesi dengan H2SO4 pekat 5 tetes, dikocok. Dipanaskan dalam penangas 600C selama 15 menit. Didinginkan lalu ditambah dengan 2 ml aquadest. Dipipet beberapa tetes lapisan atas lalu dimasukan ke arloji dan dicatat baunya. 




III. Hasil Pengamatan 

A. Asam Karboksilat & Garamnya Perlakuan Keterangan Aquadest + CH3COOH Asam ( karena tidak merubah kertas lakmus merah) dan berbau cuka + 1 ml NaOH Basa ( karena lakmus merah berubah menjadi biru), tidak berbau, dan larut + 12 tetes HCl Asam ( tidak merubah warna lakmus merah), berbau cuka, dan larut. 1. 2. Perlakuan Keterangan Asam benzoat + air Tidak berbau dan tidak larut + 1 ml NaOH Tidak berbau dan larut + 28 tetes HCl Asam (karena tidak merubah kertas lakmus merah), panas, terdapat endapan putih ( tidak hilang jika dikocok), dan tidak berbau. 

 B. Esterifikasi Bahan Bau Kelarutan Asam asetat + etanol Berbau teh Larut, bening Asam asetat + butanol Berbau spidol / karet Larut , bening Asam salisilat + metanol Berbau mint Larut, keruh 

 C. Saponifikasi  Setelah dipanaskan : berbau mint / balsam  Setelah ditambah 5 ml HCl : larutanya berbuih  Bersifat asam : karena tidak merubah warna lakmus merah



IV. Pembahasan
     Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H¬+. Asam belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Pada skala industri, etil asetat di produksi dari reaksi esterifikasi antara asam asetat (CH3COOH) dan etanol (C2H5OH) dengan bantuan katalis berupa asam sulfat (H2SO4).
    Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol danasam karboksilat. Reaksi hidrolisis tersebut merupakan kebalikan daripengesteran. Disini senyawa karbon mengikat gugus fungsi –COOR adalah alkilalkanoat . Ester diturunkan dari alkohol dan asam karboksilat. Untuk ester turunan dari asam karboksilat paling sederhana, nama-nama tradisional digunakan, sepertiformate, asetat,dan propionate.
   Pada saponifikasi penambahan HCl berfungsi untuk mengetahui banyaknya NaOH yang tersisa dalam proses saponifikasi tersebut. Disamping itu penambahan HCl juga untuk memberikan suasana asam, karena hasil mula-mula dari reaksi saponifikasi adalah berupa karboksilat,dengan adanya penambahan HCl ini karboksilat diubah menjadi asam karboksilat. Setelah penambahan HCl dilanjutkan dengan menitrasi campuran larutan tersebut dengan NaOH untuk mengetahui banyaknya HCl yang masih tersisa, sehingga dengan diketahuinya HCl sisa juga bisa diketahui banyaknya NaOH yang tersisa dalam reaksi saponifikasi tersebut.


V. Kesimpulan
1. Ester dibuat dengan cara mereaksikan asam karboksilat dan alkohol dengan bantuan katalis
2. pada proses saponifikasi, karboksilat di ubah menjadi asam karboksilat dengan menggunakan HCl







   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar