Uji Kelarutan Senyawa Organik
I. Tujuan :
Menentukan senyawa yang tidak diketahui dengan uji kelarutan
II. Dasar Teori :
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. Zat dikatakan dapat larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan air. Jika tidak, zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut.
Istilah like dissolves like merupakan asas umum dari kelarutan, dimana senyawa ion dan polar larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Zat cair yang larut satu sama lain disebut saling bercampur. Bila kedua zat cair mempunyai ikatan polar akan saling melarut. Dua zat cair yang nonpolar juga larut satu sama lain. Tetapi zat cair polar dengan zat cair nonpolar saling tidak bercampur, terjadi tolak menolak satu sama lain dan akan terpisah menjadi dua lapisan.
III. Alat dan Bahan
Alat :
• Tabung reaksi
• Rak tabung reaksi
• Pipet tetes
• Spatula
• Gelas ukur
Bahan :
• NaOH 5%
• HCl 5%
• NaHCO3 5%
• H2SO4 pekat
• 9 zat unknown (A-I)
• Aquadest
• Kertas lakmus ( merah dan biru)
IV. Prosedur Kerja
1. Dimasukkan 1mL aquades ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan kira-kira 1-2 tetes cairan atau sedikit kristal zat unknown
3. Diketuk tabung reaksi dengan hati hati sampai dapat dipastikan bahwa zat unknown larut atau tidak larut dalam air. Diamati apa yang terjadi
4. Jika zat larut, dilanjutkan pekerjaan dengan menggunakan kertas lakmus sesuai dengan diagram. Dicatat hasil pengamatannya.
5. Jika tidak larut dalam air, pekerjaan dilanjutkan dengan penambahan NaOH 5% sesuai dengan diagram. Catat pengamatan.
V. Hasil Pengamatan :
Sample Keterangan
A Larut dengan aquadest dan ridak merubah warna lakmus Senyawa netral
B Tidak larut dengan aquadest, NaOH 5%, HCl 5%, dan H2SO4 pekat Senyawa Inert
C Larut dengan aquadest dan ridak merubah warna lakmus Senyawa netral
D Larut dengan aquadest dan ridak merubah warna lakmus Senyawa netral
E Larut dengan aquadest dan ridak merubah warna lakmus Senyawa netral
F Tidak larut dengan aquadest, NaOH 5%,tetapi larut dengan NaHCO3 5% Asam karboksilat
G Tidak larut dengan aquadest, NaOH 5%,tetapi larut dengan NaHCO3 5% Asam karboksilat
H Tidak larut dengan aquadest, NaOH 5%, HCl 5%, dan H2SO4 pekat Senyawa Inert
I Tidak larut dengan aquadest, NaOH 5%, HCl 5%, dan H2SO4 pekat Senyawa Inert
VI. Pembahasan :
Pada percobaan uji kelarutan senyawa organik, praktikan harus menentukan apakah zat unknown yang diberikan termasuk senyawa netral (alkena, alkuna, alcohol, keton, amida, aldehida, ester, eter atau senyawa nitro) atau senyawa inert (alkana, alkil halide, atau senyawa aromatik). Hal pertama yang harus dilakukan adalah memasukkan 1 ml aquades ke dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan 2 tetes zat unknown kedalam tabung reaksi yang berisi larutan aquadest dan yang terjadi adalah reaksi antara aquadest dengan zat unkown tidak larut, Hal ini mungkin terjadi karena zat unknown bersifat nonpolar karena aquadest bersifat polar, sehingga reaksi yang terjadi tidak larut. Tidak larutnya suatu campuran ditandai dengan terbentuknya 2 fase
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi larutan unknown dengan cara mencampurkannya dengan H2O dan diamati apakah larutan unnown tersebut larut atau tidak larut. Setelah ditambah 1ml H2O ternyata larutan unknown tersebut larut. Selanjutnya larutan unknow diidentifikasi dengan menggunakan kertas lakmus. Jika larutan tersebut membirukan lakmus merah maka senyawa organik tersebut merupakan basa atau amina dengan BM rendah. Jika memerahkan lamus biru maka senyawa organik tersebut adalah asam karboksilat dengan BM rendah. Dan jika tidak merubah warna kertas lakmus (merah ataupun biru) makan senyawa organik tersebut adalah senyawa netral dengan BM rendah.
Ketika dimasukkan kertas lakmus biru kedalam larutan unknown, ternyata kertas lakmus berubah menjadi warna merah, sehingga bisa dapat disimpulkan bahwa senyawa organik yang terdapat dalam larutan uknown tersebut adalah asam karboksilat dengan BM rendah.
Karena campuran tersebut tidak larut, praktikan menambahkan 1 ml NaOH 5%. Ketika ditambahkan 1 ml NaOH 5% campuran tidak larut juga, hal ini mungkin disebabkan adanya perbedaan kepolaran. Lalu ditambahkan 1 ml HCl 5% dan hasilnya menunjukkan bahwa campuran tidak larut juga. Selanjutnya untuk mengetahui apakah senyawa tersebut senyawa netral atau inert adalah dengan ditambahkan H2SO4 pekat, dan ternyata hasil menunjukkan bahwa campuran tersebut tidak larut. Berdasarkan dari hasil pengamatan ini, mungkin zat unknown yang diberikan adalah senyawa inert (sukar bereaksi atau tidak aktif), hal ini sesuai dengan diagram uji kelarutan.
Berdasarkan senyawa yang sebenarnya pada sample F dan I merupakan senyawa natral dan basa, tetapi dalam praktikum praktikan tidak teliti dan salah, sehingga sample yang dicari tidak sesuai.
VII. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:
Sample A = senyawa netral ( dietil eter)
Sample B = senyawa inert ( n-heksan)
Sample C = senyawa netral ( isopropyl alcohol)
Sample D = senyawa netral (aseton )
Sample E = senyawa netral (fenol)
Sample F = senyawa netral (formaldehid)
Sample G = asam karboksilat (asam asetat)
Sample H = senyawa inert (toluen)
Sample I = senyawa inert (etilendiamin)
VIII. Daftar Pustaka :
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi ketiga. Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Hadiat, dkk. 2004. Kamus Sains. Jakarta : Balai Pustaka
Nurbayti, Siti. 2006. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jakarta : Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar